konsep sutradara

kali ini, saya mau bagi-bagi mengenai konsep sutradara ang pernah dibuat ama ibu delia untuk mengikuti lomba teater se NAD di taman ratu safiatuddin kira-kira april tahun 2008..
yah.. kemarin itu belum menang bawa piala seh..
hana masalah.. hehehe...

oia, kenapa yag saya bagi cuma konsep sutradaranya aja?? naskahnya gak ada? karena di teater ini, kami gak pake suara.. cuma pake gerak tubuh (gestur) dan sorak-sorak aja..
lagian kalo ntar ada naskahya, yang ada cuman dialog "Hah.. Huh.. Hah Huh.."
hehehehe.. enjoy...

all credit to Ibu delia rawanita..

Konsep Sutradara

Teater SMAN 1 Ataturk Peukan Bada

Judul naskah : Timpang

Pengarang Naskah : Bu Delia Rawanita

Sutradara : Bu Delia rawanita

Pemain : 9 Orang

Alur cerita : Maju

Naskah Timpang mengambil setting di sebuah kerajaan antah berantah. Pada awal cerita, raja ditandu oleh 4 orang masyarakat laki-laki yang dianggap sebagai pengawal dan diikuti oleh 4 orang masyarakat perempuan. Mereka baru pulang setelah merampas harta rakyat dan akan bersenang-senang bersama di halaman kerajaan. Tapi masyarakat laki-aki lalu diperlakukan dengan tidak adil dan beda dengan masyarakat perempuan yang diberi harta. Raja menyadari bahwa kepemimpinannya “timpang” sebelah. Lebih berat ke perempuan. Otomatis masyarakat laki-laki tidak mau bersenang-senang bersama dan memilih untuk diam. Raja pun membujuk masyarakat laki- laki. Tapi masyarakat laki-laki sudah muak dan tetap hanya diam.

Kondisi itu dimanfaatkan oleh masyarakat perempuan dan salah seorang dari mereka menarik raja untuk menari meniggalkan masyarakat pria. raja yang kebingungan pun mengikuti saja dengan perasaan ragu. Merasa bosan, masyarakat perempuan menidurkan raja dengan memabukkan raja. Karena mereka ingin melihat dan bersenang-senang dengan harta-harta yang diberi oleh raja. Dalam keadaan mabuk dan sempoyongan, raja kembali ke kursi kerajaannya. Raja pun tertidur pulas di kursinya.

Masyarakat perempuan bersenang-senang dengan harta itu, bercekikikan dan tertawa girang. Masyarakat pria yang sirik bersama-sama mencoba merebut harta para perempuan dan berhasil. Harta jatuh kepada masyarakat pria sekarang. Masyarakat perempuan masih juga ingin harta dan melihat-lihat ke kursi raja. Tapi mereka tidak menemukan apa-apa disana. Hal itu diketahui masyarakat pria dan mereka ikut kesana. Dan disana mereka hanya menemukan kekosongan.

Lalu para masyarakat perempuan menyuruh pria untuk membuang rajanya karena dia tidak memiliki apapun lagi. Para masyarakat pria pun setuju saja. Dasar para masyarakat pria bodoh, mereka bersenang-senang mengejek raja karena sebelumnya mereka merasa tertindas. Tapi salah seorang masyarakat perempuan malah mengambil alih kursi kerajaan dan itu disemangati oleh masyarakat perempuan. Salah seorang Masyarakat pria merasa geram dan mereka juga merebut kursi raja. Lalu ternyata perempuan yang merebut kursi itu adalah seorang pria. Seluruh Masyarakat terus mendukung mereka. Perebutan kursi itu akhirnya dimenangkan oleh salah seorang pria itu. Tapi mereka berdua tertidur kelelahan.

Raja pun terbangun. Ia bingung dan tidak tahu apa yang barusan terjadi, raja kembali mengajak para masyarakatnya untuk kembali bersenang-senang dan menari-nari. Tapi masyarakat tidak mau dan berlarian kesana kemari. Akhirnya tinggal Raja dan kursinya. Raja mengelus-ngelus kursinya dengan kehampaan. Tanpa pikir panjang raja mengangkat kursinya dan tertawa sedih...

Konsep sutradara

Judul Naskah : Timpang

Teater SMAN 1 Ataturk Peukan Bada

Tema dari timpang ini adalah ketidak adilan dari sang raja. Disini pria adalah kaum bodoh dan menuruti apa saja. sang raja sendiri juga tidak kalah bodohnya. Dia tidak perlu pemikiran untuk melakukan sesuatu apapun. Yang dilakukannya hanya kebodohan. hingga pada endingnya pun, raja tetap tertawa dengan bodohnya... tapi itu adalah wujud kesedihannya yang nyata. Perempuan disini diibaratkan adalah dunia. Mereka memegang kehendak dan pandai mempengaruhi para pria. Entah prianya yang terlalu bodoh entah perempuanya yang terlalu pandai. Tapi tetap saja pada akhirnya pria yang menang karena itu memang kodrat pria. Pria selangkah diatas perempuan.

Setting dari timpang ini adalah taman kerajaan. Disebuah kerajaan yang tidak pernah dibahas di sejarah manapun dan letaknya tidak diketahui... ini adalah kerajaan antah berantah.

Dalam timpang, ada 1 orang raja, 4 orang pria dan 4 orang perempuan. Walaupun sebenarnya salah satu dari 4 orang perempuan itu adalah pria. Hal ini dimaksudkan karena mengingat syariat islam di aceh. Tidak mungkin raja ditarik-tarik oleh seorang PEREMPUAN ASLI. Jadi salah seorang perempuan palsu itu memang dibuat karena mengingat syariat islam di aceh.

Warna di sini hanyalah hitam dan putih. Dimana warna itu adalah sisi yang berlawanan. Kursi raja berwarna perak karena perak melambangkan warna yang lebih berkuasa. Celana yang bercampur antara hitam dan putih melambangkan kekacauan yang terjadi di bawah. Dimana bawah itu adalah dunia yang tidak terlihat. Dunia yang ternyata telah mereka bawa-bawa dari awal.


Tidak ada komentar: